Aku Santrimu Selamanya
Aku Santrimu Selamanya
Oleh:
Muhammad Faiz Shidqi
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga
Panas siang begitu menyengat tak menyurutkan niat untuk menuju suatu tempat. Tempat yang membuat hati tentram, damai, dan membuat hati kian bersyukur atas karunia-Nya. Lantunan ayat-ayat suci yang syahdu terdengar dan menggema setiap harinya. Membuatku kian rindu dan ingin cepatlah sampai.
Tibalah diriku disana, sebuah pesantren yang telah menyumbangkan kisah dihidupku. Banyak hal yang kutemukan dan itu menjadikan pedoman cara hidupku. Aku yang tak begitu mengenal agama seakan diberikan hidayah. Tak hanya hidayah yang aku peroleh, banyak kisah bermula di pesantren tercinta ini.
Pondok Pesantren As Subakir, tempat dimana berkumpulnya para pencari ilmu dari segala penjuru negeri untuk berguru pada kyai. Gus Sodri, begitulah orang-orang memanggilnya. Beliau merupakan pengasuh Pesantren As Subakir. Setiap saat ia senantiasa bermurojaah Al Quran, tak luput dan tak lupa istiqomah ibadah bersama santri-santrinya. Lemah lembut tutur kata beliau, serta mulia nan terpuji akhlak perangainya menjadikan uswatun hasanah bagi santrinya. Tentram jiwa begitu terasa setiap mengagumi dirinya.
Gus, saya adalah santri anda selamanya tak peduli raga sudah tak di pesantren ini, namun telah terpahat di hatiku Pesantren As Subakir. Memang diriku sudah pergi meninggalkan As Subakir guna menimba ilmu di sumur yang lain. Akan tetapi, yakinku selalu menguatkanku akan beratnya adaptasi lingkungan baruku. Kuyakin doa yang istiqomah masih engkau mohonkan kepada Allah untuk kau persembahkan kepada santri-santrimu, dan selamanya aku masih santrimu Gus.
Hingga tibalah hari ini, hari dimana As Subakir berbahagia setiap tahunnya. Akhirussanah dan Khotmil Qur’an Pondok Pesantren As Subakir tercinta. Senyum bahagia menghiasi wajah para santri, wali santri, hadirin, dan tak terkecuali para alumni sepertiku. Ratusan kios para pedagang menyulap jalanan menjadi pasar meramaikan jalannya acara. Panggung megah nan indah teruntuk para hafidz-hafidz Al Quran menjadi pusat perhatian ribuan pasang mata yang menyaksikan. Sungguh tiada nikmat yang kau dustakan ketika khusyuk menyimak lantunan ayat-ayat yang syahdu oleh para hafidz-hafidz yang disambung tahlil dan doa oleh Gus Sodri. Tak terasa air mataku menetes, entah apa yang kurasakan mungkin inilah puncak dari segala momen yang kudapatkan dihari yang kusempatkan datang kembali ke tempat mulia ini.
Kuusap perlahan air mata yang membasahi pipi. Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah tak henti-hentinya engkau berikan kepadaku keindahan kisah dalam hidup. Terimakasih Gus Sodri, terimakasih pula pesantrenku, As Subakir tercinta.
0 Komentar