Tafsir al-Huda Karya Brigjen Bakri Syahid, seorang mufasir Quran bahasa Jawa, dengan segala kekurangan dan kelebihannya tentu menjadi khazanah tafsir nusantara kita. Penggunaan bahasa Jawa yang tegas dan lugas, tentu kehadiran tafsir ini sangat diperlukan ditengah-tengah masyarakat Jawa. Sesuai dengan latar belakang penulisan tafsir ini yang didasari rasa keprihatinan minimnya tafsir yang menggunakan bahasa jawa huruf latin.

Kecenderungan dan dominasi Bakri Syahid dalam menafsirkan sangat jelas terlihat. Mulai dari corak sosial-kemasyarakatan, unsur politik dan beberapa penafsiran yang dipengaruhi oleh corak militer dan kenegaraan. Hal ini tentu tidak lepas dari latar belakang keluarga dan pendidikan, serta karirnya sebagai perwira ABRI.


Baca juga: Para Tabi’in Utama Jebolan Madrasah Tafsir Ubay Ibn Ka’ab di Kota Madinah


Latar Belakang Brigjen Bakri Sahid

Lahir di kampung Suronatan, Ngampilan Yogyakarta pada hari Senin Wage, 16 Desember 1918 M.(Al Huda Tafsir Quran Basa Jawi hal.9)  Nama Aslinya adalah Bakri, sedangkan syahid diambil dari nama Ayahnya, Muhammd Syahid. Dan Ibunya bernama Dzakirah. Bakri Syahid merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara. Dan ia wafat pada usia 76 tahun yaitu pada tahun 1994 M pada saat sholat tahajud.

Keluarga Bakri Syahid dikenal dengan keluarga yang agamis dan aktif dalam organisasi ke Muhammadiyah an. Ketika masuk di madrasah Muallimin, ia masuk menjadi salah seorang gerilyawan. Keaktifannya sebagai anggota gerilyawan ini pula yang menjadi cikal bakal dirinya sebgai seorang ABRI (sekarang TNI).

Bakri Syahid menikah dengan seseorang bernama Siti Isnainiyah yang merupakan wasiat dari sesepuhnya. Dari pernikahan tersebut dia mempunyai seorang anak laki laki bernama Bagus Arafah. Namun tak lama kemudian, anak tersebut meninggal di usia 9 bulan.

Kemudian untuk mengenangnya, namanya diabadikan menjadi nama perusahaan PT. Bagus Arafah yang berjalan di bidang percetakan, laboratorium dan lain-lain. Termasuk Tafsir Al Huda ini juga di cetak oleh percetakan Bagus Arafah.

Setelah pensiun, Bakri Syahid menginginkan mempunyai anak lagi, tapi setelah lama menunggu dan tidak kunjung dikaruniai anak, ayah dari Bakri Syahid menyuruh beliau menikah lagi dengan seorang perempuan yang merupakan mantan murid nya di Madrasah Muallimat yang bernama Sunarti pada tahun 1983 M. Dari pernikahan tersebut beliau dikarunia dua orang anak bernama Siti Arifah Manishati dan Bagus Hadi Kusuma.( Imam Muhsin, Al Quran dan Budaya Jawa, hal. 34)


Baca juga: Mengapa Al-Quran Memperhatikan Perempuan? Inilah Alasannya


Riwayat Pendidikan dan Karir Brigjen Bakri Syahid

Dimulai dari pendidikan formal di Kweekschool Islam Muhammadiyah (sekarang madrasah Muallimin) dan lulus pada tahun 1935. Setelah itu dia dikirim untuk dakwah ke Sidoarjo dan disana menjadi guru H.I.S Muhammadiyah. Beberapa tahun kemudian dia dikirim ke bengkulu sampai tahun 1942.

Sepulang dari Bengkulu beliau diangkat menjadi Pusroh TNI AD di Jakarta. Karena kinerjanya yang bagus, pada tahun 1957 beliau mulai kuliah di Fakultas Syariah IAIN SUNAN KALIJAGA sebagai tugas mahasiswa belajar, dan lulus pada tahun 1963. Dan pada tahun 1964  beliau mendapat tugas dari Jend. A. Yani untuk melanjutkan pendidikan militer di Fort Hamilton, New York.

Beberapa jabatan Bakri Syahid selama karir dalam bidang militer diantaranya:

  1. Komandan Kompi
  2. Wartawan Perang No.6-MBT
  3. Kepala Staf Batalyon STM-Yogyakarta
  4. Kepala Pendidikan Pusat Rawatan Ruhani Islan AD
  5. Wakil Kepala Pusroh AD
  6. Asisten Sekretaris Negara RI

Pangkat terakhir dalam bidang militer yaitu Kolonel Infantri AD NRP-15382. Selain karir dalam bidang militer, Bakri Syahid juga pernah menjabat sebagai Rektor IAIN Sunan Kalijaga periode 1972-1976. Beliau menggantikan Prof. Mr. R.H.A. Soenarjo, dan dilantik pada tanggal 15 Juli 1972.


Baca juga: K.H Ahmad Sanusi: Sang Mufasir Asal Bumi Pasundan


Bakri juga pernah menjabat sebagai anggota MPR RI dari fraksi ABRI pada tahun 1977. Selain menjadi rektor IAIN Sunan Kalijaga, Bakri Syahid juga di daulat menjadi rektor pertama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Yang merupakan universitas yang dirintis bersama Mawardi dan Dasron Hamid pada tahun 1981.

Berikut Contoh Tafsir al-Huda (Tafsir berbahasa Jawa):

Karya-karya Bakri Syahid antara lain:

  1. Tata Negara RI
  2. Ilmu Jiwa Sosial
  3. Kitab Fikih
  4. Kitab Aqaid
  5. Ilmu Kewiraan
  6. Pertahanan dan Keamanan Nasional
  7. Ideologi Negara Pancasila Indonesia
  8. Al Huda Tafsir Quran Basa Jawi

Dan tafsir al Huda sendiri ini mulai ditulis pada tahun 1970. Tepatnya saat ia masih bertugas sebagai Asisten Sekretaris Negara RI dan terus berlanjut sampai menduduki jabatan rektor IAIN Sunan Kalijaga.(Pengakuan ini penulis tulis di kata pengantar tafsirnya (purwaka), al Huda, hal. 8)

Sumber: https://tafsiralquran.id/brigjen-bakri-syahid-mufasir-quran-bahasa-jawa/

0 Komentar