Sebuah riwayat mengungkapkan bahwa ketika mengajar ngaji kitab hadits, KH Hasyim Asy’ari belakangan baru tahu bahwa di tengah barisan santrinya terdapat KH Cholil Bangkalan sedang ikut mengaji. Ya, kepakarannya di bidang hadits diakui oleh gurunya itu. Bahkan Mbah Cholil tidak segan-segan berguru tentang ilmu hadits kepada Kiai Hasyim Asy’ari.

Setelah pengajian kitab hadits tersebut selesai, seluruh santri beranjak, begitu juga dengan Mbah Cholil Bangkalan. Pemandangan bersahaja dan tawadhu' terlihat, yakni ketika Mbah Cholil hendak meraih sandalnya. Namun, Kiai Hasyim Asy’ari berhasil mendahului untuk meraih sandal gurunya itu. Kemudian ia memakaikannya pada kedua telapak kaki Mbah Cholil dengan penuh rasa hormat.

Pendiri jami’yyah Nahdlatul Ulama itu menurut catatan KH Saifuddin Zuhri dalam Berangkat dari Pesantren (2013: 202) yang didapatkannya dari para ulama alumnus Tebuireng, Hadhratussyekh KH Hasyim Asy’ari—seperti kebanyakan ulama di Indonesia—termasuk golongan fuqaha. Artinya orang yang sangat dalam penguasaannya tentang ilmu-ilmu keislaman.

Di samping itu, masih menurut catatan Kiai Saifuddin Zuhri, ia juga terkenal sebagai ulama ahli hadits. Sudah menjadi wiridan (kebiasaaan rutin) tiap bulan Ramadhan, Hadhratussyekh membaca kitab hadits al-Bukhari, kitab kuning berisi himpunan hadits Nabi Muhammad sebanyak 7.275 hadits.

Banyak ulama yang datang dari berbagai pelosok tanah air untuk mondok di Tebuireng selama bulan Ramadhan untuk menyimak bacaan hadits KH Hasyim Asy’ari. Kepakarannya terlihat bukan hanya ketika ia membaca kitab hadits dengan cermat dan cepat, tetapi juga ketika Hadhratussyekh mengontekstualisasikan dengan dinamika kehidupan dan perubahan zaman.

Zuhairi Misrawi dalam Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari: Moderasi, Keumatan, Kebangsaan (2010) merupakan salah satu pemilik sanad Kitab Hadits Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Ini menunjukkan bahwa KH Hasyim Asy’ari telah hafal ribuan hadits yang diperoleh dari guru-gurunya dengan sanad keilmuan yang jelas. Geneologi atau sanad sebuah kitab tidak bisa diijazahkan kepada seseorang tidak menguasai dan memahami kitab tersebut.

Perihal Kiai Hasyim Asy’ari yang telah hafal ribuan hadits ini ditegaskan oleh Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh (2019). Bahkan menurut Kiai Ubaidullah, kealiman Kiai Hasyim Asy’ari mendekati tingakatan seorang mujtahid. Mujtahid dapat dikatakan ialah orang yang -dengan ilmunya yang tinggi dan lengkap- telah mampu menggali dan menyimpulkan hukum-hukum Islam dari sumber-sumbernya yang asli seperti Al-Qur'an dan Hadits.

Meskipun hafal ribuan hadits dan kealimannya mendekati level mujtahid, Kiai Hasyim Asy’ari masih memberikan ruang musyawarah dengan kiai-kiai di Jawa dan Madura seperti misalnya saat mencetuskan Fatwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 dalam rangka melawan agresi militer Belanda II.

KH Hasyim Asy'ari rahimahullah yang hafal beribu-ribu hadits, kealimannya mendekati mujtahid, tetapi untuk mengumumkan Fatwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang telah beliau tulis masih mengundang ulama se-Jawa dan Madura. Hal ini merupakan teladan dan bentuk sikap tawadhu’ karena konteks perjuangan saat itu membutuhkan gagasan, pikiran, dan perjuangan kolektif seluruh elemen bangsa.

Terkait sanad kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang dipegang oleh KH Hasyim Asy’ari ini, R. Ahmad Nur Kholis (2017) mengungkap urutan sanad dua kitab hadits tersebut dari kitab Kitab Kifayatul Mustafid lima 'ala minal Asanid karya Syekh Mahfudh Termas (ulama Nusantara asal Pacitan), salah seorang guru KH Hasyim Asy’ari saat belajar di Makkah. Berikut urutan sanad yang dimaksud:

Sanad Kitab Shahih Bukhari

Sanad Kitab Shahih Bukhari, dari KH Hasyim Asy’ari melalui jalur Syekh Mahfud Termas sampai kepada penulis hadits, yakni Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari yang terdiri dari jalur pertama dan kedua:

Jalur pertama:

1. KH Hasyim Asy’ari
2. Dari Syaikh Mahfud Termas.
3. Dari Syaikh Muhammad Abu Bakar Syatha Al-Makki.
4. Dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan
5. Dari Syaikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi
6. Dari Syaikh Muhammad bin Ali As-Syinwani
7. Dari Syaikh Isa bin Ahmad Al-Barawi
8. Dari Syaikh Muhammad Ad-Dafri
9. Dari Syaikh Salim bin Abdillah Al-Bashri
10. Dari ayahnya: Abdillah bin Salim Al-Bashri
11. Dari Syaikh Muhammad bin Alaudin Al-Babili
12. Dari Syaikh Salim bin Muhammad As-Sanhuri
13. Dari Najm Muhammad bin Ahmad Al-Ghaytho
14. Dari Syaikh Al-Islam Zakariya bin Muhammad Al-Anshari
15. Dari Al-Hafidh Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani
16. Dari Ibrahim bin Ahmad At-Tanukhi
17. Dari Abil Abbas Ahmad bin Thalib Al-Hajar
18. Dari Husain bin Mubarak Az-Zabidi Al-Hambali
19. Dari Abil Waqt Abdil Awwal bin Isa As-Sijzi
20. Dari Abil Hasan Abdul Rahman bin Mudzaffar bin Dawud Ad-Dawudi
21. Dari Abi Muhammad Abdullah bin Ahmad As-Srakhsi
22. Dari Abi Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Mathar Al-Firabri
23. Dari Penyusunnya (orang yang menghimpun hadits), yakni: Al-Imam Al-Hafid Al-Hujjah Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim Al-Bukhari

Jalur kedua:

1. KH Hasyim Asy’ari
2. Dari Syaikh Mahfudz Termas
3. Dari Sayyid Husain Al-Habsyi
4. Dari Ayahnya Muhammad Husain Al-Habsyi
5. Dari Umar bin Abdul Karim Al-Attar
6. Dari Sayyid Ali bin Abdil Bar Al-Wina’i
7. Dari Abdil Qadir bin Ahmad bin Muhammad Al-Andalusi
8. Dari Muhammad bin Abdillah Al-Idirsi
9. Dari Al-Quthb Muhammad bin Alauddin An-Nahruwali
10. Dari ayahnya
11. Dari Abil Futuh Ahmad bin Abdillah At-Thawusi
12. Dari Baba Yusuf Al-Hirawi
13. Dari Muhammad bin Syadzikhat Al-Farghani
14. Dai Abi Luqman Yahya bin Ammar Al-Khuttalani
15. Dari Muhammad bin Yusuf Al-Farbary
16. Dari Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhari

Sanad Kitab Shahih Muslim

Berikut ini adalah sanad kitab Shahih Muslim ini dari KH Hasyim Asy’ari sampai pada penulis kitab:

1. KH Hasyim Asy’ari
2. Dari Syaikh Mahfud Termas.
3. Dari Syaikh Muhammad Abu Bakar Syatha Al-Makki.
4. Dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan
5. Dari Syaikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi
6. Dari Syaikh Muhammad bin Ali As-Syinwani
7. Dari Syaikh Isa bin Ahmad Al-Barawi
8. Dari Syaikh Ahmad bin Abdil Fattah Al-Malawi
9. Dari Syaikh Ibrahim bin Hasan Al-Kurdi
10. Dari Syaikh Ahmad Muhammad Al-Qasyasyi
11. Dari Syaikh As-Syams Muhammad bin Ahmad Ar-Ramli
12. Dari Syaikh Zain Zakariya Muhammad Al-Anshari
13. Dari Syaikh Abdirrahim bin Al-Furath
14. Dari Syaikh Mahmud bin Khalafiyah Ad-Dimasyqi
15. Dari Al-Hafidh Abdil Mu’min bin Khalaf Ad-Dimyati
16. Dari Syaikh ABil Hasan Al-Muayyad bin Muhammad at-Thusi
17. Dari Syaikh Abi Abdillah Muhammad bin Fadhil Al-Farawi
18. Dari Syaikh Abdil Ghafir bin Muhammad Al-Farisi
19. Dari Syaikh Abi Ahmad Muhammad Al-Juludi
20. Dari Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan An-Naisaburi
21. Dari Imam Al-Hafidh Abil Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi (penyusun)

0 Komentar