PENAFSIRAN KONTEKSTUAL
PENAFSIRAN KONTEKSTUAL
Oleh : Amirul Haqi
Pentingnya saya mengkaji tafsir kontekstual ialah salah satunya untuk memperluas ajaran al-qur’an tersebut, akan tetapi dalam menafsirkan kontekstual membutuhkan segi historis pewahyuan dan penafsiran ayatnya. Tafsir kontekstual menjadi kebutuhan mufassir untuk menafsirkan ayat mengapa demikian karena banyaknya para ,mufassir yang menafsirkan secara tekstual sehingga memberikan pemahaman yang kurang adil atau utus atas ayat-ayat tertentu. Tafsir tekstual hanya bersudut padang pada literatur ayat tidak memandang dari segi historis ayat maupun kondisi era sekarang.
Abdullah saedd berpendapat mengenai tafsir kontekstual yakni “bahwa pendekatan kontekstual sangatlah islami, dan memiliki akar kuat dalam tradisi islami.” Beliau mengemukakan demikian karena banykanya isu-isu tentang tafsir kontekstual yang melontaran tidak islami atau bahkan anti islami. Penafsiran kontekstual sudah dilakukan pada abad ke-1 H oleh umar ibn al-Khattab setelah sepeninggal nabi, Umar menafsirkan dengan tujuan turunnya ayat hal tersebut menggunakan tafsir kontekstual. Saya berargumen “bahwa pendekatan kontekstual memiliki metode penafsiran Al-qur’an yang tafsir dan sekaligus menyadari perubahan berkelanjutan kondisi lingkungan, social, politik, dan kultural, yang harus dipertimbangkan sebelum penafsiran Al-qur’an bisa dianggap kontemporer atau relavan.”
Pendekatan kontekstual menggunakan istilah konteks yakni konteks linguistic dan konteks makro. Konteks linguistik berkait dengan kalimat atau frase sedangkan konteks makro ini juga dibagi menjdi dua golongan yakni konteks makro 1 dan konteks makro 2. Konteks makro 1 lebih menekankan kepada dimana kegiatan penafsiran Al-qur’an sedang terjadi saat ini, kalau konteks makro 2 memiliki banyak variasi : tempat tunggal mufassir, organisasi masyarakat berfungsi, norma budaya, dan keagamaan kontemporer. Relevansi kedua makro ini sangat penting untuk menterjemahkan ayat, disamping itu kedua makro juga dapat membantu para mufassir untuk menghubungkan diri dengan kontekstual pada saat pewahyuan, oleh karena itu lebih baiknya kita melihat penafsiran dari berbagai macam segi khazanah, tradisi budaya pada zamannya.
0 Komentar